Berita7. JEMBER – Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru). Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya.

Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.

Dengan adanya hal tersebut SMA Negeri Arjasa, Jember, Jawa Timur, yang merupkan salah satu sekolah penggerak, sehingga dalam pembelajaran setiap kelas menggunakan metode yang berbeda, khususnya kelas 10 yang merupakan salah satu kelas penerima program sekolah penggerak dengan kurikulum merdeka.

kepsek SMAN Arjasa, Widiwasito S.Pd,MPd

Seperti yang di jelaskan Widiwasito S.Pd, M.Pd selaku kepala SMA Negeri Arjasa,” SMA Negri Arjasa ini adalah sekolah penggerak, yang dikenaki program sekolah ini hanyalah kelas 10, sementara kelas 11 dan kelas 12 tetap menggunakan kurikulum 13”.

“kalau kurikulum 13 dalam persiapan ujian atau penilaian akhir semester itu tetap seperti tahun-tahun yang dulu tidak ada perubahan apa-apa, khusus untuk kelas 10 ini menggunakan kurikulum baru yang namanya kurikulum merdeka memang ada teknis-teknis yang berbeda,”tuturnya.

Pada intinya penjelesan tentang perbedaan metode pembelajaran tersebut diterapkan sebap antara kurikulum 13 dan kurikulum merdeka memiliki perbedaan mulai dari 1. Kerangka Dasar, 2. Kompetensi yang dituju, 3. Struktur Kurikulum, 4. Pembelajaran, dan 5. Penilaian.

(Bam/E’en)

Berita 7